Sabtu, 15 Juni 2013

Ekwan uts



JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH  EKOLOGI HEWAN


Mata Kuliah
Ekologi Hewan




Dosen Pembina
Husamah,Spd.
Program Studi
Pendidikan Biologi
Nama Mahasiswa dan NIM/Kelas
Suwarni
201110070311009/4-A








  



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
APRIL 2013

PETUNJUK PENGERJAAN TAKE HOME
1.        Untuk memahami soal-soal take home ini, sebaiknya Anda berdiskusi dengan teman. Lalu kemudian, silahkan jawab sesuai dengan literatur yang Anda miliki dan sesuai dengan pemahaman masing-masing. Jawaban yang menurut dosen pembimbing memiliki tingkat kesamaan tinggi/mencurigakan maka tidak akan diproses!
2.        Setiap jawaban sebaiknya juga dilengkapi dengan literatur. Jadi, jawab dulu sesuai dengan pemahaman Anda dan dukung dengan literatur! Tuliskan literatur yang anda gunakan pada bagian akhir. Jawaban yg bersumber dari buku dan jurnal ilmiah maka akan ada nilai tambah.
3.        Perhatikan teknik penulisan, banyak sedikitnya salah ketik dan kebakuan kalimat juga menjadi penilaian!
4.        Jawaban ini juga harus di-upload di blog masing-masing. Jika Anda bisa me-linkan jawaban dengan literatur maka ada nilai tambah.



SOAL
1.        Konsep waktu-suhu yang berlaku pada hewan  poikilotermik sangat berguna aplikasinya dalam pengendalian hama pertanian, khususnya dari golongan serangga. Jelaskan arti konsep waktu secara singkat, dan berikan contoh ulasannya terkait dengan kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.

2.        Jelaskan pemanfaatan konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse, fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka!

3.        Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitoidisme, dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!

4.        Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar konsep-konsepdalam ekologi hewan? Berikan contoh riilnya!

5.        Uraikan satu contoh pemanfaatan indikator hewan untuk monitoring kondisi lingkungan secara mendetail, mulai dari jenis, prinsip dan praktik pemanfaatannya!

6.        Apakah manfaat pengetahuan tentang relung bagi aktivitas konservasi? Berikan salah satu contoh hewan langka, lakukan kajian tentang relungnya. (dalam satu kelas, hewan yang dikaji tidak boleh sama)!







1.      Konsep waktu sangatlah penting untuk pengendalian hama pertanian karena  bertujuan untuk  bisa memahami  dan meramalkan kapan terjadinya peledakan populasi suatu jenis hama pertanian dan dapat menentukan kapan waktu dan tehnik pemberantasan hama tersebut begitu juga pada suhu, karena suhu lingkungan sangat berpengaruh bagi tubuh hewan yaitu dapat menentukan proses aktifitas atau kerja enzim didalam tubuh hewan dan membantu proses metabolisme.
Misalnya pada kasus meledaknya ulat bulu yang terjadi probolinggo Tahun 2010 kemaren disebabkan karena  terjadinya perubahan  iklim / suhu lingkungan yang menyebabkan perkembangbiakan ulat bulu lebih cepat dari sebelumnya, juga disebabkan oleh kurangnya jumlah predator alami dan kurangnya jumlah pepohonan yang merupakan makanan utama dari ulat bulu tersebut.
Terjadinya ketidakseimbanngan ekosistem sehingga menimbulkan ledakan populasi pada satu element rantai makanan.Keseimbangan  itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada perubahan  pola siklus perkembangbiakan suatu hewan atau serangga. Berkurangnya predator misalnya di daerah Probolinggo disebabkan dua hal yaitu alam dan manusia.Alam dalam hal ini adalah meningkatnya erupsi aktivitas gunung bromo yang membuat sebagian besar spesies burung melakukan migrasi daerah sekitar bromo(Anonymous,2011).

2.    Pemanfaatan konsep kelimpahan yaitu bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya individu suatu  spesies dalam  populasi. Dalam konsep kelimpahan terdapat aspek intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya kerapatan populasi dalam area yang di huni spesies. Sedangkan prevalensi menunnjukkan jumlah dan ukuran area-area yang di tempati oleh suatu spesies dalam konteks daerah yang lebih luas.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai sedangkan spesies hewan yang prevalensinya rendah,yang daerah penyebarannya terbatas hanya ditemui di tempat tertentu. Jadi dua aspek tersebut sangat penting terutama dalam menentukan urutan prioritas perhatian dan untuk melakukakn upaya- upaya terhadap kelestarian spesies hewan langka yang terancam kepunahannya(Anonymous,2011).
3.      Pada dasarnya antara satu populasi dengan populasi yang lain saling berhubungan. Oleh sebab itu antara keduanya akan saling mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pada interaksi parasitisme yaitu terjadi hubunganantara organisme yang berbeda jenis,dimana salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya,tapi tidak keseluruhan dan  bersifat merugikan  dan membunuh inang dalam jangka panjang.  Contohnya, Cacing pita pada usus manusia. Sedangkan pada interaksi parasitoidisme yaitu hubungan antara sekelompok insecta/serangga yang bersifat parasit juga tetapi pada awalnyahanya menimbulkan sedikit kerusakan pada inang, namun pada akhirnya dapat mengkonsumsi seluruh inangnya sehingga dapat membunuh inang tersebut sebelum atau sesudah stadium terbentuknya pupa(kepompong). Contohnya, tawon kecil meletakkan telurnya di atas inang yang hidup. Larva itu yang kemudian memakan bagian tubuh inang yang akhirnya menyebabkan kematian pada inang tersebut(Anonymous,2011).
4.  Nilai sikap dan karakter yang harus di timbulkan pada siswa yaitu:
·         Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan hal-hal yang akan dikaji dalam materi ekologi hewan.
·         Meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap lingkungan,sumberdaya alam bagi hewan,adaptasi hewan,habitat dan relung ekologi pada hewan tertentu dengan di ikuti kegiatan praktikum, sehingga siswa dapat memahami dan mengetahui nilai-nilai terapan dalam makhluk hidup dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Contohnya, siswa melakukan penelitian tentang kinerja hewan di lingkungannya. Misalnya pada undur-undur, mulai dari menentukan aktivitas, jarak edar, makanan dan kondisi faktor lingkungannya.  
5.     Ikan sebagai contoh  indikator pencemaran di air.
Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Pengukuran aktivitas pernafasan merupakan cara yang amat peka untuk mengukur reaksi ikan terhadap kehadiran senyawa pencemar. Ikan  Sebagai indikator dari toxicant sub lethal juga dapat dilihat dari frekwensi bentuk ikan, yang mana digunakan untuk membersihkan pembalikan aliran air pada insang, yang merupakan monitoring pergerakan respiratory. Selain gerakan ofer kulum dan frekwensi batuk parameter darah merupakan indikator yang sensitif pada kehidupan sebagai peringatan awal dari kwalitas air. Perubahan faal darah ikan yang diakibatkan senyawa pencemar, akan timbul sebelum terjadinya kematian. Pemeriksaan darah mempunyai kegunaan dalam menentukan adanya gangguan fisiologis tertentu dari ikan. Parameter faal darah dapat diukur dengan mengamati kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah .Jenis Ikan mas (Cyprinus Carpio L.) dapat digunakan sebagai hewan uji hayati karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Ikan mas sangat peka terhadap faktor lingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8-12 cm.
Berdasarkan hasil penelitian bahea konsentrasi limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh nyata terhadap mortalitas ikan mas (Cyprinus carpio L.) Hal ini disebabkan jika ditinjau secara kimia bahwa kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan dipengaruhi oleh pH, DO, BOD, suhu, salinitas dan alkalinitas .  Penelitian tentang kesanggupan ikan mas untuk mendeteksi insektisida memperlihatkan bahwa ikan mas (Cyprinus carpui L.) dapat mendeteksi adanya insektisida bayrusil dalam air pada konsentrasi 55 ppm. Dimana pada konsentrasi tersebut setelah 10 menit ikan mas telah menghidari akan terjadi perubahan frekwensi gerakan ofer kulum yang mula- mula cepat kemudian melambat dan akhirnya lemas (Chahaya,2003).
6.  Manfaat pengetahuan tentang relung ekologi yaitu untuk digunakan sebagai dasardan  acuan untuk memahami kelimpahan dan penyebaran hewan di lingkungan alaminya serta mengatasi masalah kondisi dan sumber daya yang membatasi atau secara potensial membatasi suatu populasi hewan(Dharmawan,2005).
Contoh hewannya yaitu:  Celurut atau disebut juga cecurut(Suncus murinus) merupakan hewan pemakan serangga yang berukuran kecil dan mempunyai bentuk tubuh seperti tikus atau mencit. Celurut sering  disebut juga sebagai tikus busuk karena apabila merasa terganggu celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya.Celurut ( Suncus murinus) biasanya sering berada disekitar sampah dengan memakan sisa-sisa makanan yang tercecer atau memburu serangga seperti kecoak. Hewan ini rata-rata beranak dua kali setahun tanpa memandang waktu,setiap kalinya melahirkan 5 ekor anak (rata-rata 3 ekor). Ketika berpindah sarang , anak-anak celurut(Suncus murinus) biasa berbaris berderet mengikuti induknya. Anak celurut (Suncus murinus) yang belakang menggigit (berpegang) pada tunggir celurut di depannya,demikian seterusnya hingga induk yang paling depan(Anonymous,2010).


REFERENSI
Dharmawan.2005.Common Text Book(Edisi Revisi) Ekolgi Hewan.UM: Malang.
Chahaya.2003.“ ikan sebagai alat monitor pencemaran”. . ©2003Digitized by USU
Digital LibraryDiakses: 17 April 2013
Anonymous.2010.http://alamendah.org/2010/02/01/celurut-itu-membuatku-terjungkal
Diakses : 17 April 2013
Diakses: 17 April 2013 
Anonymous.2011. http://books.google.co.id“Ekologi komunitas “
Diakses: 18 April 2013

Minggu, 26 Mei 2013

KADAL

KADAL
(Mabouya multifasciata)

Kadal merupakan organisme reptil yang berjalan dengan melata, memiliki dua pasang kaki dan biasanya dapat kita temui di persawahan ataupun di area perkebunan. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
Kadal (Mabouya multifasciata) hidup di daerah tanah basah atau lembab. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata, lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang terdiri dari telingga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (extrimitas posterior). Masing-masing terdiri atas lima jari dan kuku-kuku yang cocok untuk berlari, mencengkeram, dan naik ke pohon.
Kadal dipilih sebagai preparat praktikum karena ukuran kadal yang relatif sedang. Struktur anatominya mudah diamati dan dipelajari bagian-bagiannya. Selain itu kadal juga mudah didapat dan harganya relatif terjangkau.




A. Klasifikasi ilmiah

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     :Vertebrata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata 
Subordo          : Lacertilia
Famili              : Scincidae
Genus              : Mabouya
Spesies            : Mabouya multifasciata


B.     Karakteristik Mabouya multifasciata
Kadal (Mabouya multifasciata) mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh memanjang, tertekan lateral, badannya tertutup oleh squama yang menanduk dan tidak berlendir, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk memanjat dengan tiga digiti yang vascular, bernafas dengan pulmo dan fertilisasinya secara internal, serta mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu, Kadal merupakan organisme reptil yang berjalan dengan melata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri.

C.    Morfologi Mauboya multifasciata

Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung, mata,  mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakng terdapat sisik sosmoid.
Sedangkan menurut Condrokusumo (1983), Morfologi pada Mabouya dibagi menjadi 4  bagian yaitu:
a)      Caput, merupakan bagian tubuh pada daerah anterior dimana bagian-bagian dari caput adalah sebagai berikut :
*      Rima oris terletak diantara anterior caput
*      Labium superior dan inverior
*      Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya  palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane melintang disudut anterior orbita.
*      Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
*      Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
b)      Truncus, berbentuk memanjang yang ditutup oleh sisik yang berbentuk heksagonal. Dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atas ekstrimitas cranialis (posterior) badan yang terbentuk oleh; branchium, antribrancium, manus yang memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagaian anterior yaitu: poluks, socundus, medium, numulus dan minimus.sedang yang berada dibagian posterior berjumlah 3 yaitu: femur, crus, pes yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan ekstremitas anterior kecali yang ppertama disebut hallux.
c)      Serviks atau colum, yang dapat digerakkan.
d)     Caudal, berbentuk silindris panjangnya hampir dua kali panjang badan+kepala, pangkalnya tebal dan makin meruncing ke arah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada  bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala (Kastawi dkk, 1992)

D.    Anatomi Mauboya multifasciata
D.1 Sistem Rangka
Sistem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a)      Eksoskeleton, berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaantubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepalabadan, ekor.
b)      Endoskeleton, terdiri dari sekeletonaksial dan apendikular. Sekeletonaksialterdiritengkorak, kolumna, perebralis, sternum danrusuk (Kastawi, 1992). Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagimenjadiservikal, torax, lumbar, sakral, dankaudal. Ada tulang rusuk yang bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang nampak jelas (Brotowidjoyo, 1984)

E. Habitat dan Penyebaran
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan salah satu jenis reptiia yang hidup di darat. Hewan ini kebanyakan hidup di daerah tanah basah atau lembab, tanah berumput, bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.           


F. Sistem Pencernaan
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1992 : 104).

G. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada Mabouya multifasciata sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi amphibian. amphibi tidak mempunyai trakhea, sedangkan pada Mabouya multifasciata sudah mempunyai trakhea (Radiopoetro, 1989).
Kadal (Mabouya multifasciata) bernafas dengan paru-paru. Pada sistem pernafasannya dapat dijumpai tulang tipis yang berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Dimulai dari rima glotis, larynx, trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan), broncus, bronciolus, bifurcatio trachea (percabangan trachea) dan sepasang pulmo atau paru-paru (Radiopoetro, 1988).

H. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu pericandrium (Parker dan Haswell, 1962).
Jantung kadal terdiri atas sinus venosus, dua atrium, dan satu ventrikel terbagi oleh sekat yang belum sempurna. Darah bersih dan darah kotor bercampur di dalam ventrikel. Atrium kanan dan atrium kiri dipisahkan oleh septum atrium. Darah dari atrium dextra mengalir menuju paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Di dalam paru-paru darah mengikat oksigen dan mengalir kembali menuju atrium sinista melalui arteri pulmonalis. Kemudian darah mengalir menuju ventrikel dan di ventrikel darah dipompa menuju seluruh tubuh masuk dalam jaringan–jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh darah mengalir menuju jantung. Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Peredaran darah seperti ini disebut peredaran darah ganda (Djuhanda, 1982).
Sistem peredaran darah pada kadal adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir sempurna. Menurut Weichert (1984), pada reptil conusnya terbagi menjadi tiga saluran, yaitu :
*      Truncus pulmonalis,yaitu conus yang mengarah ke paru-paru
*      Truncus sistemik kiri
*      Truncus sistemik kanan, yang keluarnya dari truncus sistemik kiri dan kanan mengarah ke peredaran darah umum atau seluruh tubuh.
Truncus sistemik yang sebelah kanan pada kadal cenderung berhubungan pada ventrikel kiri dan atrium kanannya berhubungan dengan ventrikel kiri, sehingga darah campuran akibatnya cenderung memasuki ke lengkung sistemik kiri dan darah yang mengangkut oksigen masuk ke dalam lengkung kanan. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya persamaan antara septum inter-atrial, septum inter-ventriculer, dan klep-klep di dalam conus.      
Sistem Urogenital     
Sistem urogenital terdiri dari sepanjang ginjal, berbentuk tidak teratur, berwarna merah tua, terdiri dari dua lobi anterior dan posterior (Parker and Haswell, 1978). Dari ginjal keluar ureter yang bermuara pada kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri dari sepasang testis, epididimis, vas defferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukan sperma dalam tubuh kadal betina. Oleh karena, kadal mempunyai alat kopulasi maka kadal mengadakan fertilisasi internal.
Kadal mempunyai kantong kemih atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk melembabkan tanah yang akan digunakan sebagai sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan diserap kembali ke dalam kantong urine (Djuhanda, 1982).

I. Sistem Reproduksi

                                     organ reproduksi jantan dan betina


1.      Sistem Genitalia Jantan
a)      Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b)      Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
2.      Sistem Genitalia Betina
a)      Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b)      Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan.( Anonymous, 2008)
Telur reptile sedikit lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning telur lebih banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan setelah menetas. Dan telurnya juga sering di selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar berupa cangkang kalkareus (Cangkang kapur). (Sukiya, 2005).
Fertilisasi kada termasuk fertilisasi internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.           Embrio dikelilingi oleh amnion, horion, dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).           


J. Pola Tingkah Laku

1. Tingkah Laku Makan 
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa. Dan walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang pemangsa (predator), namun makanan kadal sangat bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan bahan nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain, dan mamalia kecil lainnya.
Kadal-kadal bertubuh kecil memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu, berbagai tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang lain yang berukuran lebih kecil. Kadal kebun (Mabuya multifasciata) terkadang memangsa kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang sedang lengah. Pada saat kadal menemukan mangsanya mula-mula kadal mendekatinya dengan berjalan secara perlahan, kemudian pada saat mangsanya lengah kadal dengan gesit menyergap mangsanya dengan lidahnya yang panjang. 

2. Tingkah Laku Sosial   
Kadal yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat berjemur di pagi hari di tempat yang terbuka, tepi parit, atau di pematang sawah. Pada siang hari kadal mencari makan di tempat-tempat yang kelindungan di kebun, pekarangan atau halaman rumah. Di malam hari, kadal ini tidur di bawah lapisan serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu. Kadal pandai memanjat pepohonan, tebing batu atau bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai ketinggian sekitar 8-10 meter. Kadal merupakan hewan yang suka menyendiri sehingga sangat jarang menemukan kadal hidup berkelompok dalam sebuah lingkungan, sehingga hubungan kadal dengan sesamanya tidak begitu erat. Pada saat kadal bertemu dengan sesamanya mereka akan mengangkat kepala mereka untuk berkomunikasi, dan kadal komunikasi selesai kadal-kadal yang bertemu tersebut akan pergi.  

3. Tingkah Laku Teritorial 
        Kadal jantan memiliki semacam teritori yang dipertahankannya dari jantan yang lain. Pertarungan antar jantan ini berjalan menarik, namun tidak berlangsung lama. Kadal kerap berdiam di sekitar lapangan rumput atau sawah yang mengering, semak-semak yang terbuka. Kadal ini menyenangi matahari dan tempat-tempat terbuka, kerap dijumpai beberapa ekor berjemur berdekat-dekatan di ujung dedaunan atau rerumputan di pagi hari. Kadal rumput hampir tak pernah ditemukan di dalam kebun yang rapat pepohonannya atau di lantai hutan. Kadal merupakan hewan yang tergolong sensitif, mereka akan bersembunyi atau lari ke semak-semak atau di dalam lubang bila menemukan hal-hal asing dilingkungan mereka, seperti suara atau predator lainnya. Kadal akan mengangkat kepalanya atau mengeluarkan bau tubuhnya untuk menunjukan kepada kadal lain mengenai daerah kekuasaannya.

4. Tingkah Laku Kimpoi
Pada musim kimpoi kadal-kadal jantan saling bertempur untuk mendapatkan kadal betina, biasanya pertempuran ini terjadi dengan cara bergulat dengan jantan lainnya sambil berdiri dengan kaki belakangnya. Kadal jantan yang kalah akan terjatuh ke tanah, sedangkan kadal jantan yang menang akan menjentikan lidahnya yang panjang ke tubuh betina untuk m mendapatkan respon dari kadal betina. Kadal betina bersifat antagonis, biasanya melawan dengan gigi dan cakarnya selama fase awal berpasangan. Selanjutnya, kadal jantan harus sepenuhnya mengendalikan kadal betina selama kopulasi agar tidak terluka. Perilaku lain yang biasa diperlihatkan kadal jantan pada saat kopulasi yaitu kadal jantan menggosokan dagu mereka pada kadal betina, menggaruk punggung betina dan menjilat tubuh betina. Kemudian proses kopulasi terjadi ketika kadal jantan memasukan salah satu hemipenis mereka ke kloaka kadal betina.


JENIS – JENIS KADAL

A. Kadal pohon hijau


Klasifikasi ilmiah
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata 
Upaordo          : Sauria
Famili              : Scincidae
Genus              : Dasia
Spesies            : D. Olivacea


Kadal pohon hijau (Dasia olivacea) adalah sejenis kadal anggota suku Scincidae. Hewan ini dalam bahasa asing dikenal sebagai Olive Dasia atau Olive Tree Skink (Ingg.), atau Olivfarbener Baumskink (Jerman).Close-up kepala
Kadal yang bertubuh gempal, panjang tubuh dari moncong hingga anus maksimal 115 mm, panjang total hingga ujung ekor mencapai 292 mm. Punggung berwarna zaitun atau cokelat-zaitun, dengan belang-belang samar terbentuk dari bintik-bintik hitam (kadang-kadang dengan warna cerah atau keputihan di tengahnya) yang berleret melintang. Kepala dengan bintik-bintik hitam yang lebih jelas; dua bintik hitam serupa mata terdapat di belakang kepala. Tepi pelupuk mata berwarna kuning terang. Sisi bawah tubuh hijau terang keputihan atau kekuningan. Anak yang baru menetas berwarna cokelat kekuningan atau kemerahan dengan belang-belang hitam yang jelas dan tungkai berwarna hitam; ekor kekuningan.
Perisai-perisai supranasal terpisah (tak bersinggungan) satu sama lain. Perisai-perisai prefrontal biasanya terpisah, jarang bersinggungan. Perisai supralabial (bibir atas) 7 buah, yang ke-5 dan ke-6 di bawah mata; infralabial 8 buah. Perisai nuchal sepasang. Lubang telinga kecil; timpanum (gendang telinga) terletak di dalam.
Sisik-sisik di tengah tubuh dalam 28–30 deret (hingga 32 deret, untuk spesimen Sumatra); sisik di bagian dorsal memiliki 3, 5 atau 7 lunas lemah. Di tengah punggung, 41–46 sisik terdapat di antara perisai parietal (kepala belakang) hingga pangkal ekor (sejajar celah anus). Di bagian ventral, 45–58 sisik terdapat di antara perisai mental (dagu) hingga celah anus. Tungkai panjang; dengan 17–21 lamella terdapat di bawah jari ke-4 tungkai belakang

B. Kadal berleher embel embel


Klasifikasi ilmiah
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata 
Subordo          : Lacertilia
Famili              : Agamidae
Genus              : Chlamydosaurus
Spesies            : Chlamydosaurus kingii

Kadal berleher embel-embel (Chlamydosaurus kingii), juga dikenal sebagai kadal yg berjumbai atau naga yg berjumbai, ditemukan terutama di utara Australia dan selatan Papua New Guinea . Namanya berasal dari besar embel-embel di lehernya, yang biasanya tetap dilipat melawan kadal tubuh.. Hewan ini sebagian besar  menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon.Makananya sebagian besar terdiri dari serangga.  Kadal berleher embel-embel-adalah kada yangl relatif besar, mencapai sampai 91,4 cm.

Deskripsi
Kadal embel-embel- dinamakan demikian karena  besar kulit yang biasanya terletak dilipat kembali terhadap kepala dan leher.. Kadal embel-embel didukung oleh duri panjang tulang rawan yang dihubungkan ke tulang rahang.. Ketika kadal ini takut, ia gapes mulutnya, memperlihatkan lapisan merah muda atau kuning terang; kadal embel-embel  juga, menampilkan oranye terang dan sisik merah. Reaksi ini sering digunakan untuk mencegah predator .  kadal  ini  relatif besar, tumbuh sampai 91,4 cm..
Kadal embel-embel-be tidak memiliki warna standar, namun ditandai dengan tubuh yang lebih gelap dari embel-embelnya.  . Hanya ada satu spesies yang dicatat dari  kadal embel-embel, namun besar variasi warna antara spesies yang telah menyebabkan beberapa ilmuwan untuk menghypothesisnya lebih dari satu spesies.

Habitat
Kadal embel-embel-berleher ditemukan terutama di daerah utara Australia dan selatan New Guinea.. kadal ini mendiami iklim lembab seperti di huta savana tropis  . kadal embel-embel adalah arboreal kadal, berarti menghabiskan sebagian besar waktu dalam pohon.  usaha kadal ke darat hanya dalam mencari makanan, atau untuk terlibat dalam konflik territorial. Habitat arboreal mungkin merupakan produk dari makanan kadal, yang sebagian besar terdiri dari kecil arthropoda dan vertebrata (lebih kecil kadal biasanya). Namun, pohon-pohon yang paling penting digunakan untuk kamuflase. . Tidak ada satu warna standar: agak, pewarnaan bervariasi menurut lingkungan kadal.


C. Kadal Rumput (Takydromus sexlineatus)

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Reptilia
Ordo                : Squamata 
Subordo          : Lacertilia
Famili              : Agamidae
Genus              : Takydromus
Spesies            : T. Sexlineatus

Kadal rumput adalah sejenis kadal bertubuh panjang ramping anggota dari suku Lacertidae. Orang Sunda menyebutnya orong-orong. Sedangkan dalam bahasa Inggrishewan ini dikenal sebagai Asian grass lizard, six-striped long-tailed lizard, atau long-tailed grass lizard. Nama ilmiahnya adalah Takydromus sexlineatus, merujuk pada kebiasaan dan jumlah garis-garis tubuhnya. (Tachydromus, perkataan Gerika untuk ‘pelari cepat’; sexlineatus, ‘memiliki enam garis’).
Kadal berbadan kurus lampai, dengan ekor yang panjang menjuntai, sering ditemukan berlari cepat menyusup rerumputan atau tengah berjemur di atas semak-semak rendah. Kadang-kadang pula memanjat rumput-rumputan yang agak tinggi, untuk berburu serangga yang menjadi mangsanya. Memiliki leher yang panjang dan moncong meruncing, kadal ini serupa dengan biawak namun berukuran jauh lebih kecil dan kurus. Total panjang tubuh hingga 290 mm, dan sekitar empat-perlimanya adalah ekor. Panjang kepala dan badan (snout-to-vent length) mencapai 8 cm, meski kebanyakan tidak melebihi 6 cm. Lidahnya bercabang.

Kadal dan Manusia
Kebanyakan kadal tidak berbahaya bagi manusia. Gigitannya, bahkan, jarang-jarang yang sampai dapat mengalirkan darah dari luka yang ditimbulkannya. Hanya jenis yang luar biasa besar, seperti biawak Komodo, yang bisa membunuh manusia dan hewan ternak. Kadal raksasa Gila dan kadal manik-manik Meksiko yang berbisa tidak selalu mematikan, meski luka yang diakibatkan oleh gigitannya dapat sangat menyakitkan. Umumnya kadal bahkan berguna bagi manusia karena mengendalikan aneka hama yang mengganggu; bernilai tinggi sebagai hewan peliharaan (pet); menghasilkan kulit untuk aneka bentuk kerajinan; dan ada pula yang dimakan.
Kadal juga penting dalam sebagian budaya dan mitologi suku-suku tradisional, misalnya di Australia dan Peru. Tidak mengherankan jika kadal kerap diterakan dalam simbol-simbol kesenian tradisional itu. [2]
Sebagian orang meyakini bahwa daging kadal dapat dipergunakan sebagai obat sakit kulit dan lain-lainnya. Kadal (biasanya kadal kebun, tokek, atau cecak) ditangkap atau dikail dengan mempergunakan umpan capung atau kupu-kupu. Setelah dibersihkan, daging kadal dibakar atau digoreng, dan dijadikan lauk makan.[3][4]
Arab Badui biasa mengkonsumsi semacam biawak herbivora yaitu dhab, dagingnya dan dianggap sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka bisa menunjukkan cara untuk menyembelihnya, kulitnya yang sangat keras sering digunakan oleh mereka pula.





DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Struktur Perkembangan Hewan. http://megaspace007.wordpress.com
 (20 April 2013)
Anonimous. 2011. Laporan Praktikum Anatomi Kadal (Mabouya multifasciata )http://littlemermaiddiaries.blogspot.com (20 April 2013)
Anonimous. 2011. Morfologi Kadal. (Mabouya multifasciata).http://www.kaskus.us/showthread.php?p=261664479  (21 April 2013)
Kimball, John W. 1980. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Setiadi, asep. 2010. Anatomi Kadal. http://aepcute.blogspot.com  (21 April 2013)
Brotowidjojo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I.Armico, Bandung.
Kimball, John W. 1980. Biologi Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Parker, T. J. and Haswell.1962. Textbook of Zoology Volume II. Mac Millan and Co. Ltd : Hongkong.
Radiopoetro. 1988. Zoologi.Erlangga, Jakarta.
Storer, T. I. 1957. General Zoology. Kagashusa Company LTD : Tokyo.