Sabtu, 15 Juni 2013

Ekwan uts



JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH  EKOLOGI HEWAN


Mata Kuliah
Ekologi Hewan




Dosen Pembina
Husamah,Spd.
Program Studi
Pendidikan Biologi
Nama Mahasiswa dan NIM/Kelas
Suwarni
201110070311009/4-A








  



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
APRIL 2013

PETUNJUK PENGERJAAN TAKE HOME
1.        Untuk memahami soal-soal take home ini, sebaiknya Anda berdiskusi dengan teman. Lalu kemudian, silahkan jawab sesuai dengan literatur yang Anda miliki dan sesuai dengan pemahaman masing-masing. Jawaban yang menurut dosen pembimbing memiliki tingkat kesamaan tinggi/mencurigakan maka tidak akan diproses!
2.        Setiap jawaban sebaiknya juga dilengkapi dengan literatur. Jadi, jawab dulu sesuai dengan pemahaman Anda dan dukung dengan literatur! Tuliskan literatur yang anda gunakan pada bagian akhir. Jawaban yg bersumber dari buku dan jurnal ilmiah maka akan ada nilai tambah.
3.        Perhatikan teknik penulisan, banyak sedikitnya salah ketik dan kebakuan kalimat juga menjadi penilaian!
4.        Jawaban ini juga harus di-upload di blog masing-masing. Jika Anda bisa me-linkan jawaban dengan literatur maka ada nilai tambah.



SOAL
1.        Konsep waktu-suhu yang berlaku pada hewan  poikilotermik sangat berguna aplikasinya dalam pengendalian hama pertanian, khususnya dari golongan serangga. Jelaskan arti konsep waktu secara singkat, dan berikan contoh ulasannya terkait dengan kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.

2.        Jelaskan pemanfaatan konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse, fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka!

3.        Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitoidisme, dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!

4.        Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar konsep-konsepdalam ekologi hewan? Berikan contoh riilnya!

5.        Uraikan satu contoh pemanfaatan indikator hewan untuk monitoring kondisi lingkungan secara mendetail, mulai dari jenis, prinsip dan praktik pemanfaatannya!

6.        Apakah manfaat pengetahuan tentang relung bagi aktivitas konservasi? Berikan salah satu contoh hewan langka, lakukan kajian tentang relungnya. (dalam satu kelas, hewan yang dikaji tidak boleh sama)!







1.      Konsep waktu sangatlah penting untuk pengendalian hama pertanian karena  bertujuan untuk  bisa memahami  dan meramalkan kapan terjadinya peledakan populasi suatu jenis hama pertanian dan dapat menentukan kapan waktu dan tehnik pemberantasan hama tersebut begitu juga pada suhu, karena suhu lingkungan sangat berpengaruh bagi tubuh hewan yaitu dapat menentukan proses aktifitas atau kerja enzim didalam tubuh hewan dan membantu proses metabolisme.
Misalnya pada kasus meledaknya ulat bulu yang terjadi probolinggo Tahun 2010 kemaren disebabkan karena  terjadinya perubahan  iklim / suhu lingkungan yang menyebabkan perkembangbiakan ulat bulu lebih cepat dari sebelumnya, juga disebabkan oleh kurangnya jumlah predator alami dan kurangnya jumlah pepohonan yang merupakan makanan utama dari ulat bulu tersebut.
Terjadinya ketidakseimbanngan ekosistem sehingga menimbulkan ledakan populasi pada satu element rantai makanan.Keseimbangan  itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada perubahan  pola siklus perkembangbiakan suatu hewan atau serangga. Berkurangnya predator misalnya di daerah Probolinggo disebabkan dua hal yaitu alam dan manusia.Alam dalam hal ini adalah meningkatnya erupsi aktivitas gunung bromo yang membuat sebagian besar spesies burung melakukan migrasi daerah sekitar bromo(Anonymous,2011).

2.    Pemanfaatan konsep kelimpahan yaitu bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya individu suatu  spesies dalam  populasi. Dalam konsep kelimpahan terdapat aspek intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya kerapatan populasi dalam area yang di huni spesies. Sedangkan prevalensi menunnjukkan jumlah dan ukuran area-area yang di tempati oleh suatu spesies dalam konteks daerah yang lebih luas.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai sedangkan spesies hewan yang prevalensinya rendah,yang daerah penyebarannya terbatas hanya ditemui di tempat tertentu. Jadi dua aspek tersebut sangat penting terutama dalam menentukan urutan prioritas perhatian dan untuk melakukakn upaya- upaya terhadap kelestarian spesies hewan langka yang terancam kepunahannya(Anonymous,2011).
3.      Pada dasarnya antara satu populasi dengan populasi yang lain saling berhubungan. Oleh sebab itu antara keduanya akan saling mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pada interaksi parasitisme yaitu terjadi hubunganantara organisme yang berbeda jenis,dimana salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya,tapi tidak keseluruhan dan  bersifat merugikan  dan membunuh inang dalam jangka panjang.  Contohnya, Cacing pita pada usus manusia. Sedangkan pada interaksi parasitoidisme yaitu hubungan antara sekelompok insecta/serangga yang bersifat parasit juga tetapi pada awalnyahanya menimbulkan sedikit kerusakan pada inang, namun pada akhirnya dapat mengkonsumsi seluruh inangnya sehingga dapat membunuh inang tersebut sebelum atau sesudah stadium terbentuknya pupa(kepompong). Contohnya, tawon kecil meletakkan telurnya di atas inang yang hidup. Larva itu yang kemudian memakan bagian tubuh inang yang akhirnya menyebabkan kematian pada inang tersebut(Anonymous,2011).
4.  Nilai sikap dan karakter yang harus di timbulkan pada siswa yaitu:
·         Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran dan hal-hal yang akan dikaji dalam materi ekologi hewan.
·         Meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap lingkungan,sumberdaya alam bagi hewan,adaptasi hewan,habitat dan relung ekologi pada hewan tertentu dengan di ikuti kegiatan praktikum, sehingga siswa dapat memahami dan mengetahui nilai-nilai terapan dalam makhluk hidup dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Contohnya, siswa melakukan penelitian tentang kinerja hewan di lingkungannya. Misalnya pada undur-undur, mulai dari menentukan aktivitas, jarak edar, makanan dan kondisi faktor lingkungannya.  
5.     Ikan sebagai contoh  indikator pencemaran di air.
Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Pengukuran aktivitas pernafasan merupakan cara yang amat peka untuk mengukur reaksi ikan terhadap kehadiran senyawa pencemar. Ikan  Sebagai indikator dari toxicant sub lethal juga dapat dilihat dari frekwensi bentuk ikan, yang mana digunakan untuk membersihkan pembalikan aliran air pada insang, yang merupakan monitoring pergerakan respiratory. Selain gerakan ofer kulum dan frekwensi batuk parameter darah merupakan indikator yang sensitif pada kehidupan sebagai peringatan awal dari kwalitas air. Perubahan faal darah ikan yang diakibatkan senyawa pencemar, akan timbul sebelum terjadinya kematian. Pemeriksaan darah mempunyai kegunaan dalam menentukan adanya gangguan fisiologis tertentu dari ikan. Parameter faal darah dapat diukur dengan mengamati kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah .Jenis Ikan mas (Cyprinus Carpio L.) dapat digunakan sebagai hewan uji hayati karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Ikan mas sangat peka terhadap faktor lingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8-12 cm.
Berdasarkan hasil penelitian bahea konsentrasi limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh nyata terhadap mortalitas ikan mas (Cyprinus carpio L.) Hal ini disebabkan jika ditinjau secara kimia bahwa kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan dipengaruhi oleh pH, DO, BOD, suhu, salinitas dan alkalinitas .  Penelitian tentang kesanggupan ikan mas untuk mendeteksi insektisida memperlihatkan bahwa ikan mas (Cyprinus carpui L.) dapat mendeteksi adanya insektisida bayrusil dalam air pada konsentrasi 55 ppm. Dimana pada konsentrasi tersebut setelah 10 menit ikan mas telah menghidari akan terjadi perubahan frekwensi gerakan ofer kulum yang mula- mula cepat kemudian melambat dan akhirnya lemas (Chahaya,2003).
6.  Manfaat pengetahuan tentang relung ekologi yaitu untuk digunakan sebagai dasardan  acuan untuk memahami kelimpahan dan penyebaran hewan di lingkungan alaminya serta mengatasi masalah kondisi dan sumber daya yang membatasi atau secara potensial membatasi suatu populasi hewan(Dharmawan,2005).
Contoh hewannya yaitu:  Celurut atau disebut juga cecurut(Suncus murinus) merupakan hewan pemakan serangga yang berukuran kecil dan mempunyai bentuk tubuh seperti tikus atau mencit. Celurut sering  disebut juga sebagai tikus busuk karena apabila merasa terganggu celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya.Celurut ( Suncus murinus) biasanya sering berada disekitar sampah dengan memakan sisa-sisa makanan yang tercecer atau memburu serangga seperti kecoak. Hewan ini rata-rata beranak dua kali setahun tanpa memandang waktu,setiap kalinya melahirkan 5 ekor anak (rata-rata 3 ekor). Ketika berpindah sarang , anak-anak celurut(Suncus murinus) biasa berbaris berderet mengikuti induknya. Anak celurut (Suncus murinus) yang belakang menggigit (berpegang) pada tunggir celurut di depannya,demikian seterusnya hingga induk yang paling depan(Anonymous,2010).


REFERENSI
Dharmawan.2005.Common Text Book(Edisi Revisi) Ekolgi Hewan.UM: Malang.
Chahaya.2003.“ ikan sebagai alat monitor pencemaran”. . ©2003Digitized by USU
Digital LibraryDiakses: 17 April 2013
Anonymous.2010.http://alamendah.org/2010/02/01/celurut-itu-membuatku-terjungkal
Diakses : 17 April 2013
Diakses: 17 April 2013 
Anonymous.2011. http://books.google.co.id“Ekologi komunitas “
Diakses: 18 April 2013