KADAL
(Mabouya multifasciata)
Kadal
merupakan organisme reptil yang berjalan dengan melata, memiliki dua pasang
kaki dan biasanya dapat kita temui di persawahan ataupun di area perkebunan.
Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk
dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal dapat
berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
Kadal (Mabouya multifasciata) hidup di daerah tanah basah atau lembab. Tubuh
kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata,
lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang terdiri dari telingga hingga
kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang
memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal
mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota
belakang (extrimitas posterior). Masing-masing terdiri atas lima jari dan
kuku-kuku yang cocok untuk berlari, mencengkeram, dan naik ke pohon.
Kadal dipilih sebagai preparat praktikum karena ukuran kadal yang relatif
sedang. Struktur anatominya mudah diamati dan dipelajari bagian-bagiannya.
Selain itu kadal juga mudah didapat dan harganya relatif terjangkau.
A.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum :Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Lacertilia
Famili : Scincidae
Genus : Mabouya
Spesies : Mabouya multifasciata
B. Karakteristik Mabouya
multifasciata
Kadal (Mabouya multifasciata) mempunyai
karakteristik diantaranya, tubuh memanjang, tertekan lateral, badannya
tertutup oleh squama yang menanduk dan tidak berlendir, mempunyai dua pasang
kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk memanjat dengan tiga digiti yang
vascular, bernafas dengan pulmo dan fertilisasinya secara internal, serta
mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu, Kadal merupakan
organisme reptil yang berjalan dengan melata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit
yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya
kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan
lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
C. Morfologi Mauboya
multifasciata
Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah
bagian-bagian kadal dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan dan ekor.
Pada bagian kepala terdapat hidung, mata, mulut, pada mulut terdapat
choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring
rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran
timfani. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan
terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah branchium,
manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap
digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian
belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki
depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor
pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal
bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakng terdapat sisik sosmoid.
Sedangkan menurut Condrokusumo (1983),
Morfologi pada Mabouya dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a) Caput, merupakan
bagian tubuh pada daerah anterior dimana bagian-bagian dari caput adalah
sebagai berikut :
Rima oris terletak diantara anterior caput
Labium superior dan inverior
Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan
inferior yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya
membrane melintang disudut anterior orbita.
Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
b) Truncus, berbentuk
memanjang yang ditutup oleh sisik yang berbentuk heksagonal. Dijumpai adanya
extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atas ekstrimitas cranialis
(posterior) badan yang terbentuk oleh; branchium, antribrancium, manus yang
memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagaian anterior yaitu:
poluks, socundus, medium, numulus dan minimus.sedang yang berada dibagian
posterior berjumlah 3 yaitu: femur, crus, pes yang memiliki 5 buah digiti
(jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan ekstremitas anterior
kecali yang ppertama disebut hallux.
c) Serviks atau colum,
yang dapat digerakkan.
d) Caudal,
berbentuk silindris panjangnya hampir dua kali panjang badan+kepala, pangkalnya
tebal dan makin meruncing ke arah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut
dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja.
Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior
dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang
berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix),
terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat
gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya
kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala (Kastawi dkk, 1992)
D. Anatomi Mauboya
multifasciata
D.1 Sistem Rangka
Sistem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a) Eksoskeleton, berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaantubuhnya, posisi seperti
sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
b) Endoskeleton, terdiri dari
sekeletonaksial dan apendikular. Sekeletonaksialterdiritengkorak, kolumna,
perebralis, sternum danrusuk (Kastawi, 1992). Vertebrae ekor tidak menulang secara
sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna
vertebrae terbagimenjadiservikal, torax, lumbar, sakral, dankaudal. Ada tulang rusuk
yang bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan
otot-otot segmental yang nampak jelas (Brotowidjoyo, 1984)
E. Habitat dan Penyebaran
Kadal (Mabouya
multifasciata) merupakan salah satu jenis reptiia yang hidup di darat.
Hewan ini kebanyakan hidup di daerah tanah basah atau lembab, tanah berumput,
bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Kadal ini
merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan
Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia
reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan
hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi
barat.
F. Sistem Pencernaan
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki
dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan
serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan
gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai
gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum
(tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes
palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar
cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang merupakan saluran
silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat
dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue
(usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering
di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat
pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar
yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal
lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak
antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara
umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1992 : 104).
G. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada Mabouya
multifasciata sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan
respirasi amphibian. amphibi tidak mempunyai trakhea, sedangkan pada Mabouya
multifasciata sudah mempunyai trakhea (Radiopoetro, 1989).
Kadal (Mabouya multifasciata) bernafas
dengan paru-paru. Pada sistem pernafasannya dapat dijumpai tulang tipis yang
berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Dimulai dari rima glotis, larynx,
trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan),
broncus, bronciolus, bifurcatio trachea (percabangan trachea) dan sepasang
pulmo atau paru-paru (Radiopoetro, 1988).
H. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada
kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan
jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya
terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu pericandrium
(Parker dan Haswell, 1962).
Jantung kadal terdiri atas
sinus venosus, dua atrium, dan satu ventrikel terbagi oleh sekat yang belum
sempurna. Darah bersih dan darah kotor bercampur di dalam ventrikel. Atrium
kanan dan atrium kiri dipisahkan oleh septum atrium. Darah dari atrium dextra
mengalir menuju paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah ini banyak mengandung
karbondioksida. Di dalam paru-paru darah mengikat oksigen dan mengalir kembali
menuju atrium sinista melalui arteri pulmonalis. Kemudian darah mengalir menuju
ventrikel dan di ventrikel darah dipompa menuju seluruh tubuh masuk dalam
jaringan–jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh darah mengalir menuju jantung.
Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Peredaran darah seperti ini disebut
peredaran darah ganda (Djuhanda, 1982).
Sistem peredaran darah
pada kadal adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir sempurna. Menurut
Weichert (1984), pada reptil conusnya terbagi menjadi tiga saluran, yaitu :
Truncus pulmonalis,yaitu conus yang mengarah ke paru-paru
Truncus sistemik kiri
Truncus sistemik kanan, yang keluarnya dari truncus sistemik
kiri dan kanan mengarah ke peredaran darah umum atau seluruh tubuh.
Truncus sistemik yang
sebelah kanan pada kadal cenderung berhubungan pada ventrikel kiri dan atrium
kanannya berhubungan dengan ventrikel kiri, sehingga darah campuran akibatnya
cenderung memasuki ke lengkung sistemik kiri dan darah yang mengangkut oksigen
masuk ke dalam lengkung kanan. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya
persamaan antara septum inter-atrial, septum inter-ventriculer, dan klep-klep
di dalam conus.
Sistem
Urogenital
Sistem
urogenital terdiri dari sepanjang ginjal, berbentuk tidak teratur, berwarna
merah tua, terdiri dari dua lobi anterior dan posterior (Parker and Haswell,
1978). Dari
ginjal keluar ureter yang bermuara pada kloaka. Pada pangkal ureter terdapat
vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri dari sepasang testis,
epididimis, vas defferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat
kopulasi yaitu untuk memasukan sperma dalam tubuh kadal betina. Oleh karena,
kadal mempunyai alat kopulasi maka kadal mengadakan fertilisasi internal.
Kadal
mempunyai kantong kemih atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk melembabkan
tanah yang akan digunakan sebagai sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan
diserap kembali ke dalam kantong urine (Djuhanda, 1982).
I.
Sistem Reproduksi
organ reproduksi jantan dan betina
1. Sistem Genitalia Jantan
a) Testis berbentuk oval, relatif kecil,
berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga
abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari
pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b) Saluran reproduksi, duktus mesonefrus
berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka.
Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen.
Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki
kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
2. Sistem Genitalia Betina
a) Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk
oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis.
b) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan
bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang
bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian
anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)
Kadal betina terbukti
lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan, memegang
keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan jenis
kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung oleh
pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun
mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan
pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan
lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal
betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang
bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis
kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma
berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini
masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari
pejantan.( Anonymous, 2008)
Telur reptile sedikit
lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning telur lebih banyak di butuhkan
untuk perkembangan embrio dan setelah menetas. Dan telurnya juga sering di
selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar berupa cangkang kalkareus
(Cangkang kapur). (Sukiya, 2005).
Fertilisasi kada termasuk
fertilisasi internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan
banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran
telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut
uterus. Embrio dikelilingi oleh amnion,
horion, dan alantois (Brotowidjoyo,
1993).
J.
Pola Tingkah Laku
1. Tingkah Laku Makan
Kebanyakan
kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup
di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas
atau di batang pohon (arboreal). Sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal
aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa. Dan walaupun kebanyakan
jenisnya adalah binatang pemangsa (predator), namun makanan kadal sangat
bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan bahan nabati lain, serangga, amfibia,
reptil yang lain, dan mamalia kecil lainnya.
Kadal-kadal bertubuh kecil
memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu, berbagai
tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang lain yang
berukuran lebih kecil. Kadal kebun (Mabuya multifasciata) terkadang memangsa
kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar
untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang sedang lengah. Pada
saat kadal menemukan mangsanya mula-mula kadal mendekatinya dengan berjalan
secara perlahan, kemudian pada saat mangsanya lengah kadal dengan gesit
menyergap mangsanya dengan lidahnya yang panjang.
2. Tingkah Laku Sosial
Kadal
yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di tempat terbuka maupun yang
terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat berjemur di pagi hari di tempat yang
terbuka, tepi parit, atau di pematang sawah. Pada siang hari kadal mencari
makan di tempat-tempat yang kelindungan di kebun, pekarangan atau halaman
rumah. Di malam hari, kadal ini tidur di bawah lapisan serasah, timbunan kayu
atau tumpukan batu. Kadal pandai memanjat pepohonan, tebing batu atau bahkan
dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai ketinggian sekitar 8-10 meter.
Kadal merupakan hewan yang suka menyendiri sehingga sangat jarang menemukan
kadal hidup berkelompok dalam sebuah lingkungan, sehingga hubungan kadal dengan
sesamanya tidak begitu erat. Pada saat kadal bertemu dengan sesamanya mereka
akan mengangkat kepala mereka untuk berkomunikasi, dan kadal komunikasi selesai
kadal-kadal yang bertemu tersebut akan pergi.
3. Tingkah Laku Teritorial
Kadal
jantan memiliki semacam teritori yang dipertahankannya dari jantan yang lain.
Pertarungan antar jantan ini berjalan menarik, namun tidak berlangsung lama.
Kadal kerap berdiam di sekitar lapangan rumput atau sawah yang mengering,
semak-semak yang terbuka. Kadal ini menyenangi matahari dan tempat-tempat
terbuka, kerap dijumpai beberapa ekor berjemur berdekat-dekatan di ujung dedaunan
atau rerumputan di pagi hari. Kadal rumput hampir tak pernah ditemukan di dalam
kebun yang rapat pepohonannya atau di lantai hutan. Kadal merupakan hewan yang
tergolong sensitif, mereka akan bersembunyi atau lari ke semak-semak atau di
dalam lubang bila menemukan hal-hal asing dilingkungan mereka, seperti suara
atau predator lainnya. Kadal akan mengangkat kepalanya atau mengeluarkan bau
tubuhnya untuk menunjukan kepada kadal lain mengenai daerah kekuasaannya.
4. Tingkah Laku Kimpoi
Pada
musim kimpoi kadal-kadal jantan saling bertempur untuk mendapatkan kadal
betina, biasanya pertempuran ini terjadi dengan cara bergulat dengan jantan
lainnya sambil berdiri dengan kaki belakangnya. Kadal jantan yang kalah akan
terjatuh ke tanah, sedangkan kadal jantan yang menang akan menjentikan lidahnya
yang panjang ke tubuh betina untuk m mendapatkan respon dari kadal betina.
Kadal betina bersifat antagonis, biasanya melawan dengan gigi dan cakarnya
selama fase awal berpasangan. Selanjutnya, kadal jantan harus sepenuhnya
mengendalikan kadal betina selama kopulasi agar tidak terluka. Perilaku lain
yang biasa diperlihatkan kadal jantan pada saat kopulasi yaitu kadal jantan
menggosokan dagu mereka pada kadal betina, menggaruk punggung betina dan menjilat
tubuh betina. Kemudian proses kopulasi terjadi ketika kadal jantan memasukan
salah satu hemipenis mereka ke kloaka kadal betina.
JENIS – JENIS
KADAL
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Sauria
Famili : Scincidae
Genus : Dasia
Spesies : D. Olivacea
Kadal pohon hijau (Dasia olivacea)
adalah sejenis kadal anggota suku
Scincidae. Hewan
ini dalam bahasa asing dikenal sebagai Olive Dasia atau Olive Tree
Skink (Ingg.), atau Olivfarbener
Baumskink (Jerman).Close-up
kepala
Kadal yang bertubuh gempal, panjang
tubuh dari moncong hingga anus maksimal 115 mm, panjang total
hingga ujung ekor mencapai 292 mm. Punggung berwarna zaitun atau
cokelat-zaitun, dengan belang-belang samar terbentuk dari bintik-bintik hitam
(kadang-kadang dengan warna cerah atau keputihan di tengahnya) yang berleret
melintang. Kepala dengan bintik-bintik hitam yang lebih jelas; dua bintik hitam
serupa mata terdapat di belakang kepala. Tepi pelupuk mata berwarna kuning
terang. Sisi bawah tubuh hijau terang keputihan atau kekuningan. Anak yang baru
menetas berwarna cokelat kekuningan atau kemerahan dengan belang-belang hitam
yang jelas dan tungkai berwarna hitam; ekor kekuningan.
Perisai-perisai supranasal terpisah (tak
bersinggungan) satu sama lain. Perisai-perisai prefrontal biasanya terpisah,
jarang bersinggungan. Perisai supralabial (bibir atas) 7 buah, yang ke-5 dan
ke-6 di bawah mata; infralabial 8 buah. Perisai nuchal sepasang. Lubang telinga
kecil; timpanum (gendang telinga) terletak di dalam.
Sisik-sisik di tengah tubuh dalam 28–30
deret (hingga 32 deret, untuk spesimen Sumatra); sisik di bagian dorsal
memiliki 3, 5 atau 7 lunas lemah. Di tengah punggung, 41–46 sisik terdapat di
antara perisai parietal (kepala belakang) hingga pangkal ekor (sejajar celah
anus). Di bagian ventral, 45–58 sisik terdapat di antara perisai mental (dagu)
hingga celah anus. Tungkai panjang; dengan 17–21 lamella terdapat di bawah jari
ke-4 tungkai belakang
B. Kadal berleher embel embel
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Genus :
Chlamydosaurus
Spesies : Chlamydosaurus kingii
Kadal berleher
embel-embel (Chlamydosaurus kingii), juga dikenal sebagai kadal yg berjumbai
atau naga yg berjumbai,
ditemukan terutama di utara Australia dan selatan
Papua New
Guinea
. Namanya berasal dari besar embel-embel di lehernya,
yang biasanya tetap dilipat melawan kadal tubuh.. Hewan ini sebagian besar
menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon.Makananya sebagian besar
terdiri dari serangga. Kadal berleher embel-embel-adalah kada yangl
relatif besar, mencapai sampai 91,4 cm.
Deskripsi
Kadal
embel-embel- dinamakan demikian karena besar kulit yang biasanya terletak
dilipat kembali terhadap kepala dan leher.. Kadal embel-embel didukung oleh
duri panjang tulang rawan yang dihubungkan ke tulang rahang.. Ketika kadal ini
takut, ia gapes mulutnya, memperlihatkan lapisan merah muda atau kuning terang;
kadal embel-embel juga, menampilkan oranye terang dan sisik merah. Reaksi
ini sering digunakan untuk mencegah predator . kadal ini
relatif besar, tumbuh sampai 91,4 cm..
Kadal embel-embel-be tidak memiliki
warna standar, namun ditandai dengan tubuh yang lebih gelap dari
embel-embelnya. . Hanya ada satu spesies yang dicatat dari kadal
embel-embel, namun besar variasi warna antara spesies yang telah menyebabkan beberapa
ilmuwan untuk menghypothesisnya lebih dari satu spesies.
Habitat
Kadal embel-embel-berleher ditemukan terutama di
daerah utara Australia dan selatan New Guinea.. kadal ini mendiami iklim lembab
seperti di huta savana tropis . kadal embel-embel adalah arboreal kadal, berarti
menghabiskan sebagian besar waktu dalam pohon. usaha kadal ke darat hanya
dalam mencari makanan, atau untuk terlibat dalam konflik territorial. Habitat
arboreal mungkin merupakan produk dari makanan kadal, yang sebagian besar
terdiri dari kecil arthropoda dan vertebrata (lebih kecil
kadal biasanya). Namun, pohon-pohon yang paling penting digunakan untuk
kamuflase. . Tidak ada satu warna standar: agak, pewarnaan bervariasi menurut
lingkungan kadal.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Spesies : T. Sexlineatus
Kadal rumput
adalah sejenis kadal bertubuh
panjang ramping anggota dari suku Lacertidae.
Orang Sunda menyebutnya orong-orong.
Sedangkan dalam bahasa
Inggrishewan ini dikenal
sebagai Asian grass lizard, six-striped long-tailed lizard, atau long-tailed
grass lizard. Nama ilmiahnya adalah Takydromus sexlineatus, merujuk
pada kebiasaan dan jumlah garis-garis tubuhnya. (Tachydromus, perkataan Gerika untuk ‘pelari
cepat’; sexlineatus, ‘memiliki enam garis’).
Kadal berbadan
kurus lampai, dengan ekor yang panjang menjuntai, sering ditemukan berlari
cepat menyusup rerumputan atau tengah
berjemur di atas semak-semak rendah.
Kadang-kadang pula memanjat rumput-rumputan yang agak tinggi, untuk berburu serangga yang menjadi
mangsanya. Memiliki leher yang panjang dan moncong meruncing, kadal ini serupa
dengan biawak namun berukuran
jauh lebih kecil dan kurus. Total panjang tubuh hingga 290 mm, dan sekitar
empat-perlimanya adalah ekor. Panjang kepala dan badan (snout-to-vent length)
mencapai 8 cm, meski
kebanyakan tidak melebihi 6 cm. Lidahnya bercabang.
Kadal
dan Manusia
Kebanyakan kadal
tidak berbahaya bagi manusia. Gigitannya,
bahkan, jarang-jarang yang sampai dapat mengalirkan darah dari luka yang
ditimbulkannya. Hanya jenis yang luar biasa besar, seperti biawak Komodo, yang bisa
membunuh manusia dan hewan ternak. Kadal raksasa Gila dan kadal
manik-manik Meksiko
yang berbisa tidak selalu mematikan, meski luka yang diakibatkan oleh
gigitannya dapat sangat menyakitkan. Umumnya kadal bahkan berguna bagi manusia
karena mengendalikan aneka hama yang
mengganggu; bernilai tinggi sebagai hewan peliharaan (pet); menghasilkan kulit untuk aneka
bentuk kerajinan; dan ada pula
yang dimakan.
Kadal juga penting dalam sebagian budaya dan mitologi suku-suku
tradisional, misalnya di Australia dan Peru. Tidak
mengherankan jika kadal kerap diterakan dalam simbol-simbol kesenian
tradisional itu. [2]
Sebagian orang meyakini bahwa daging
kadal dapat dipergunakan sebagai obat sakit kulit dan lain-lainnya. Kadal
(biasanya kadal
kebun,
tokek, atau cecak) ditangkap atau
dikail dengan mempergunakan umpan capung atau kupu-kupu. Setelah
dibersihkan, daging kadal dibakar atau digoreng, dan dijadikan lauk makan.[3][4]
Arab
Badui
biasa mengkonsumsi semacam biawak herbivora yaitu dhab, dagingnya dan
dianggap sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka bisa
menunjukkan cara untuk menyembelihnya, kulitnya yang sangat keras sering
digunakan oleh mereka pula.
DAFTAR
PUSTAKA
(20 April 2013)
Kimball, John W. 1980. Biologi Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Brotowidjojo, M. D. 1995. Zoologi Dasar.
Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I.Armico, Bandung.
Kimball, John W. 1980. Biologi Jilid 2.
Erlangga : Jakarta.
Parker, T. J. and Haswell.1962. Textbook of Zoology Volume II. Mac Millan and
Co. Ltd : Hongkong.
Radiopoetro. 1988. Zoologi.Erlangga,
Jakarta.
Storer, T. I. 1957. General Zoology. Kagashusa Company LTD : Tokyo.